Alia Noor Anoviar
Alia Noor Anoviar, pendiri dreamdelion, yang merupakan community development yang memiliki fokus pada isu pendidikan, kesehatan, dan lingkungan serta pendampingan dalam pemberdayaan ekonomi. Ide ini bermula pada saat ia melakukan pertukaran mahasiswa di Thailand selama 4 bulan. Selama exchange itu , Ia ikut beberapa club mahasiswa. Salah satu club yang menginspirasinya untuk membuat Dreamdelion adalah SIFE Club. Di club ini, Ia pernah mengikuti programnya dan dipertemukan dengan petani lokal. Saat melakukan kunjungan tersebut, Dosen pembimbingnya menjelaskan bahwa mereka sudah membantu petani dalam beberapa tahun terakhir. Program itu dibawah naungan kampus tapi dijalankan oleh mahasiswa, sehingga program ini bisa mengalami keberlanjutan. Di dalam SIFE Club yang diikuti Alia itu, beranggotakan anak-anak yang memiliki kecukupan ekonomi. Alia yang merupakan peraih beasiswa akhirnya berkeinginan kuat untuk melakukan sesuatu agar dapat bermanfaat di sekitarnya. Dari situ ia ingin mendirikan SIFE Club di Indonesia, namun kesulitan birokrasi membuatnya untuk mengurungan niat dan membentuk komunitas dengan nama CEO Shop (Community Empowerment Online Shop) untuk pembiayaan Sanggarai (Sanggar Belajar Anak Manggarai).
Berawal dari kegiatan penelitian Alia di Manggarai pada tahun 2011 dimana daerah tersebut membutuhkan sekolah informal terkait pendidikan karakter. Kemudian Ia memulai membuat Sanggar belajar pada tahun 2012 bersama kedua temannya yaitu Site dan Sentia. Sanggar belajar yang ia bikin ini awalnya diikuti oleh 5 sampai 15 anak di Manggarai. Saat itu selain melakukan kegiatan sosial, Alia juga memiliki hobby menulis. Ia pun menuliskan mimpinya untuk membuat komunitas yang pembiayaannya bisa dilakukan secara mandiri yang selanjutnya menjadi cikal bakal lahirnya Dreamdelion. Tulisan tersebut kemudian sampai pada Bu Dewi, Dosen Alia. Diundanglah Alia untuk menemui Bu Dewi, Alia menuturkan bahwa tulisan itu masih mimpi, kemudian Bu Dewi, menantang Alia untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Keputusan Alia memperjuangkan Dreamdelion
Alia menceritakan bahwa perjalanan awal dreamdelion tidak mulus begitu saja. Ia mengatakan 3 kali ingin membubarkan sanggar belajar karena kurangnya pembiayaan dan tidak ada pengajar rutin mingguan sehingga setiap minggu harus mencari orang yang berbeda. Teman yang Ia ajak untuk mengajar sering kali tidak mau kembali ke sanggar belajar yang Ia dirikan. Pasalnya, sanggar belajar ini berada di depan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang meskipun ukurannya kecil tapi baunya sangat menyengat. Sehingga setiap minggunya Alia akan membawa teman baru untuk mengajar. Sedangkan secara modal, Alia yang saat itu mendapatkan uang beasiswa untuk kuliah merasa tidak cukup, jika uang beasiswa juga untuk membiayai sanggar belajar. Saya pindah dari kosan seharga 500 ribu ke kosan yang seharga 350 ribu yang jauh lebih sempit dan dengan fasiitas seadanya agar bisa menyisihkan untuk keperluan Sanggar Cerita Alia sambil tertawa. Namun, niat luhurnya untuk mengembangkan masyarakat kembali menguat saat anak didik Alia menginginkan agar Sanggar Belajar terus ada. Untuk menalangi kesulitan dana itulah Alia membuat Online shop yang menjual barang-barang dan keuntungannya digunakan untuk mendanai sanggar.
Kemauan keras Alia untuk membuat perubahan tentu diiringi dengan gagasan disertai dengan keberanian. Ia ingin sekali menumbuhkan animo teman-temannya untuk menjadi tutor. Maka, Ia kemudian berfikir untuk melakukan lobby pada kepala RT dan RW untuk meminta agar TPA tersebut dipindahkan. Melihat antusias anak-anak sanggar yang semangat belajar maka Kepala RT dan RW menyetujui untuk dipindahkan. Alia pun berhasil. Sejak saat itu untuk tutor pengajar, Alia sudah tidak lagi kekurangan orang. Alia tidak bekerja sendiri tentunya, ada tim hebat yang bekerja bersamanya untuk memperjuangkan mimpi masyarakat sasaran yang membutuhkan.
Alia mengaku, untuk saat ini tantangan dreamdelion sendiri adalah Sumber Daya Manusia. Kita bisa berjalan tanpa uang, tapi kita tidak bisa berjalan tanpa SDM yang bagus. Kata Alia. Ia menyampaikan bahwa Sumber Daya Manusia ini tidak hanya tim tapi juga Sumber Daya Manusia yang berasal dari masyarakat. Tantangan lain, yang dihadapi oleh Dreamdelion saat ini adalah kapital untuk kegiatan besar yang membutuhkan modal tinggi.
Perkembangan Dreamdelion
Seiring berjalannya waktu, dreamdelion-pun tumbuh dan berkembang. Dreamdelion kini memiliki program andalan berupa Dreamdelion Cerdas, Dreamdelion Kreatif, Dreamdelion Sehat. Dreamdelion cerdas ini awalnya bernama sanggarai (Sanggar Anak Manggarai) yang merupakan sanggar untuk belajar karakter. Namun kemudian karena keterbatasan baik modal, sumber daya manusia atau guru dan alat pendidikan karakter. Maka dikembangkanlah ekonomi masyarakat untuk menunjang program ini. Dari program ini sudah terlaksana pelatihan karakter, program beasiswa, program parenting dan lain-lain. Untuk Dreamdelion Sehat, ini merupakan program yang memiliki fokus pada masalah kesehatan dan lingkungan. Contoh program yang sudah diterapkan adalah Vertikultur, Budaya Lele dalam Tong (Buletong), Gerakan masyarakat sehat (GEMAS), pendidikan lingkungan dan manggarai berlari. Program unggulan ketiga adalah Dreamdelion Kreatif, program pengembangan masyarakat dengan memberikan pelatihan membuat produk kreatif. Untuk program ini ditargetkan pada ibu-ibu rumah tangga. Tapi Dreamdelion Kreatif juga melakukan pelatihan craft (Craft Class) dan Dreamdelion Kreatif Goes to School di sekolah-sekolah.
Program Vertikultur yang dijalankan oleh Dreamdelion
Dalam menjaga semangat dalam tim, terdapat berbagai program pelatihan bagi tim sehingga dapat meningkatkan kapasitas anggota dan memperkuat komunitasnya. Dreamdelion juga membuka program internship. Dalam program internship, Alia menuturkan bahwa peserta internship akan diberikan projek dan workshop pelatihan untuk menunjang kemampuan para pemagang. Sampai sekarang, program internship sudah berjalan sampai batch 6.
Program Dreamdelion Sehat
Dukungan dan Penghargaan yang diterima Dreamdelion
Kini, Dreamdelion sudah berkembang di 5 kota di Indonesia seperti Jakarta yang berdiri pada tahun 2012, Jogjakarta pada akhir tahun 2013, Ngawi pada tahun 2015, dan pada tahun 2017 terdapat daerah baru yaitu Surabaya dan Cianjur. Proses pemilihan daerahnya tentu dengan melihat local champion atau keberadaan penggerak. Jika memang ada penggerak, maka Dreamdelion bisa dibuka di daerah baru. Banyaknya sekali daerah yang meminta untuk membuka dreamdelion adalah kelompok masyarakat, seperti ajakan dari BEM dan kelompok lain. Sambung Alia.
Dreamdelion juga banyak menjalin kerjasama, seperti Kerjasama dengan Kemenakertrans, Kominfo, NGO, Komunitas dan perusahaan seperti CIMB Niaga, Indonesia Power, Bank Danamon, dan lebih dari 100 lembaga dan institusi lainnya.
Dreamdelion yang digawangi oleh Alia ini sudah mendapatkan banyak sekali penghargaan seperti Youth Educators Awards (2012), Young Change Maker Ashoka (2012), Top 3 Mandiri Bersama Mandiri 2012 kategori Start Up Creative Industry (2012), The Most Innovative Bussines ELD Award FEUI (2012), Danamon Social Entrepreneur Award (2014), Hult Prize (2015), Gadjah Mada Entrepreneur Festival (2014), Danone Young Social Entrepreneur (2015), dan Kartini Next Generation Bidang Sosial Budaya (2015). (afd)