Ketua IHN Hadir Dalam Peluncuran Suropati Syndicate dan Bedah Buku “Berpihak Pada Kewajaran”

Ketua Institut Harkat Negeri, Sudirman Said diundang dalam acara peluncuran Suropati Syndicate, 11 Juni 2017 di Taman Suropati Menteng, Jakarta Pusat. Diskusi pertama yang dilakukan di taman menteng ini, membahas buku Antologi Pemikiran Sudirman Said, Berpihak pada Kewajaran. Sudirman Said diundang untuk menyampaikan uraian singkat mengapa buku ini ditulis. Selain itu, Suropati Syndicate juga mengundang beberapa pembicara antara lain Nirwan Ahmad Arsuka (Pendiri Gerakan Pustaka Bergerak), Yusran Darmawan (blogger dan penulis), dan juga Ardiansyah Laitte (peneliti ekonomi politik dan direktur Balitbang PB HMI).

Menurut Muhammad Sujahri, Direktur Suropati Syndicate, Suropati Syndicate dibentuk atas refleksi situasi politik di Indonesia. Sehingga menurut dia, dengan ruang diskusi seperti yang diadakan di Taman Suropati akan menyegarkan dan memberikan informasi-informasi yang shahih. “Kami mengenal Sudirman Said sebagai figur yang berani, sekaligus bisa menjadi inspirasi untuk anak muda,” ujarnya Sujahri.

Peserta diskusi terdiri dari berbagai komunitas

Diskusi berjalan sangat menarik, pengulas memberikan pandangan mendalam tentang isi buku ini. Nirwan Arsuka mengatakan bahwa sebenarnya buku Berpihak pada kewajaran itu bisa digambarkan dengan satu kata yaitu meritokrasi. Ia menambahkan Pak Sudirman Said bisa menjadi contoh, bahwa latar belakang apapun bisa menjadi pemimpin karena kapasitas. Yusran sebagai pembahas menjelaskan bahwa memang pemimpin itu harus sudah selesai dengan dirinya. Itulah kenapa menurutnya di jawa itu muncul filosofi, sugih tanpo bondo yang artinya kaya tanpa materi. Bisa saja orang kaya hati dan lain sebagainya. Pengulas ketiga, Andriansyah yang juga menguraikan isi buku dari prespektif aktivis dan akuntan.

Peserta bertambah banyak sepanjang proses diskusi hingga selesai

Kunjungan Tim IHN ke BMT Tumang

Usai acara Pelatihan Kepemimpinan Perhimpunan BMT di Solo, pada hari yang sama, 23 Mei 2007 Tim IHN berkunjung ke BMT Tumang, Boyolali. Rombongan IHN yang terdiri dari Sudirman Said, Erie Sudewo dan Adib Achmadi diterima oleh Adib Zuhairi, Direktur Utama beserta jajaran pengurus BMT. Dalam kunjungan silaturahmi tersebut Tim IHN mendapat paparan informasi BMT Tumang yang saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Dalam sambutannya, Sudirman Said memberikan apresiasi terhadap kemajuan BMT Tumang. Sudirman, yang juga ketua IHN mengingatkan agar jajaran pengurus terus merawat dan memelihara kemajuan yang sudah dicapai dan selalu mencermati dinamika eksternal terutama kebijakan pemerintah. Silaturahmi dan bincang-bincang singkat yang dimulai usai Sholat Magrib itu berakhir pukul 19.30.

Sesi Berbagi dalam acara Seminar Nasional Internal Audit (SNIA) 2017

Rabu (10/5) Ketua Institut Harkat Negeri, Sudirman Said, diundang sebagai salah satu pembicara di Seminar Nasional Internal Audit (SNIA) 2017. Seminar ini dihadiri oleh Inspektur Jenderal, Komisaris, Komite AUDIT, Pimpinan Organisasi, Senior Manager, internal Auditor/Inspektur, kantor akuntan publik, insan perguruan tinggi, serta masyarakat umum yang diperkirakan berjumlah 400 orang. Acara ini digelar di Hotel JW Marriot Medan, Sumatera Utara.

Sudirman Said membawakan materi dengan judul Kepemimpinan untuk Transformasi Organisasi di lingkungan yang berubah.

Panitia memberikan kenang-kenangan kepada pemateri di penghujung acara.

Diskusi Pembangunan Desa dengan BP2DK

Pada Selasa (28/02) IHN berkesempatan untuk berdiskusi dengan pengurus BP2DK (Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan) tentang pemberdayaan desa tertinggal melalui program IT desa. Pada pertemuan tersebut, turut hadir pula beberapa Kepala Desa di wilayah Jawa Barat yang daerahnya merupakan binaan BP2DK.

BP2DK mempresentasikan sejumlah prestasinya selama pelaksanaan program IT desa. Hingga tahun 2017, program yang menggandeng Depkominfo ini telah mampu menjangkau 222 desa, 17 kawasan, 11 kabupaten di 33 propinsi di seluruh Indonesia. Pemberian antena internet dan pelatihan pembuatan web di desa-desa ini telah berhasil menggerakkan kebanggaan masyarakat local terhadap desanya. Melalui web-web yang dikelola oleh warga desa, maka desa tersebut bisa berbagi informasi tentang potensi desa masing-masing. Para aparatur desa juga dibekali dengan pelatihan pelaporan dana desa. Sehingga transparansi penggunaan dana desa dan penyelenggaraan desa lainnya juga bisa dipublikasikan dan diakses oleh seluruh warga melalui internet.

Selain prestasi, BP2DK juga berbagi tentang kendala-kendala yang sering dialami selama pelaksanaan program di lapangan. Selain peliknya administrasi, kendala utama program ini adalah keterbatasan listrik di desa. Desa-desa yang tergabung di dalam sideka.id ini sebagian besar hanya menikmati listrik dari jam 6 sore hingga tengah malam, ini menyebabkan akses internet oleh penduduk lokal terbatas.

Kedepannya, BP2DK dapat bekerja sama dengan IHN untuk sama-sama membangun desa. Bila BP2DK membangun desa dari jalur informasi dan teknologi, maka IHN dapat mengambil bagian dalam memaksimalkan potensi kepala desa di wilayah tersebut. Dengan adanya kepala desa yang berintegritas tinggi dan berkompetensi, didukung oleh kemajuan teknologi, maka cita-cita pembangunan Indonesia melalui pembangunan desa akan dapat terlaksana.

Sesi Berbagi PNPM

Ketua Institut Harkat Negeri Sudirman Said sedang berdiskusi dengan Pengurus Asosiasi UPK PNPM Mandiri di Yogyakarta. Diskusi membahas masalah penguatan kelembagaan UPK PNPM Mandiri dalam rangka mendorong dukungan UPK untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Anggota Pengurus Institut Harkat Negeri Erie Sudewo melanjutkan diskusi dengan Pengurus Asosiasi UPK PNPM Mandiri untuk membahas masalah dukungan lembaga keuangan mikro dalam meningkatkan kewirausahaan di masyarakat.

Ketua Institut Harkat Negeri Sudirman Said foto bersama dengan Pengurus Asosiasi UPK PNPM Mandiri setelah berdiskusi mengenai penguatan kelembagaan UPK PNPM Mandiri dalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraan rakyat.

Dialog Interaktif dengan Tema Efektifitas Tata Kelola Zakat, Infaq, Shodakoh dan Wakaf (Zis-waf) Berbasis Masjid

Bertempat di Aula Masjid Fatimatuzzahro, Purwokerto, Pendiri Dompet Dhuafa yang juga sekaligus Pendiri Institut Harkat Negeri (IHN), Erie Sudewo sedang menyampaikan presentasi seputar ide dan pengalamannya mengelola Dompet Dhufa.

Peserta Dialog Interaktif, Tata Kelola Zis-waf yang berasal dari berbagai Takmir Masjid di daerah Purwokerto dan Sekitarnya.

Sesi tanya jawab seputar Zakat, Infaq, Shodakoh dan Wakaf, bersama Narasumber Erie Sudewo.

Silaturahim dan Dialog Berbagi Informasi IHN dengan Perhimpunan BMT Indonesia di Yogyakarta

Presiden Perhimpunan BMT Indonesia (PBMTI) Drs. H. Joelarso, Ketua IHN Sudirman Said, dan Ketua Dewan Wali Amanah Perhimpunan BMT Indonesia Erie Sudewo sedang bertukar pikiran dan berbagi informasi seputar perkembangan BMT dan dinamika ekonomi aktual. Acara ini dihadiri oleh Tim IHN dengan komunitas BMT yang tergabung dalam Perhimpunan BMT Indonesia.

Seluruh peserta berdiri dan Menyanyikan Mars BMT sebelum acara dialog dimulai.

Seorang peserta dialog, Saat Suharto, mantan Presiden Perhimpunan BMT turut menyampaikan tanggapan dan pemikirannya pada sesi tanya jawab.

Acara dialog ditutup dengan foto bersama antara TIM IHN dengan anggota dan jajaran pengurus Perhimpunan BMT Indonesia.

Kolaborasi IHN dan MMI Membangun Pemimpin Muda Inspiratif

Pada 14-16 Agustus 2017 Institut Harkat Negeri bekerja sama dengan Mega Mendung Institut mengadakan pelatihan kepemimpinan yang bertajuk Peran Pemuda Inspiratif Sebagai Pelopor Pembangunan Civil Society. Pelatihan ini diseleggarakan di Bagus Inn, Cirebon dan diikuti oleh pemuda-pemudi perwakilan dari 24 Kecamatan dari penjuru Kabupaten Cirebon.

Pelatihan ini mengkolaborasikan 2 metode, yaitu presentasi dan fasilitasi. Pada awal acara, Ketua Dewan Pembina Mega Mendung Institut menyampaikan tentang Wawasan Ke-Cirebonan. Pada sesi ini, para peserta diajak untuk menyelami potensi dan harapan-harapan untuk Cirebon yang lebih baik. Turut hadir Sudirman Said dan M. Said Didu, Ketua dan Dewan Pembina Institut Harkat Negeri yang mempresentasikan tentang kepemimpinan dan berbagi pengalaman tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang penggerak. Pembina Institut Harkat Negeri lainnya, Nizar Suhendra dan M. Ichsan Loulembah membawakan materi pendidikan politik dan kebangsaan. Materi tersebut dikuatkan lagi dengan simulasi permainan yang dibawakan oleh Sahala Harahap dan Diah Nurpati. Sebagai pemateri tamu hadir pula Direktur Populi Center, Usep S. Ahyar yang memberikan materi tentang teori pengorganisasian masyarakat.

Hari kedua pelatihan lebih banyak diisi dengan fasilitasi. Hal ini bertujuan untuk menguatkan materi yang disampaikan dari hari pertama, sekaligus memberi kesempatan untuk para peserta untuk berinteraksi dan membangun perspektifnya masing-masing. Dalam fasilitasi ini peserta diarahkan untuk berpikir logis dan visionaris dalam memandang kondisi Bangsa saat ini. Peserta juga dibebaskan untuk berpikir kreatif dalam mencari solusi bagi permasalahan yang ada di sekitarnya.

Sudirman Said: Persatuan adalah Buah dari Keadilan

Sudirman Said, Mantan Menteri ESDM, menegaskan pentingnya pengelolaan negara yang berkeadilan. Sebab menurutnya, negara yang berkeadilan mampu memungkinkan terciptanya persatuan bangsa ini yang kuat. Ungkapan itu merupakan bagian dari pidato penting Sudirman Said yang didaulat sebagai pembicara Kunci dalam acara Loka Karya Nasional bertema “Mewujudkan Kedaulatan Masyarakat Adat Papua dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Darat dan Pesisir Laut secara Berkelanjutan” yang diselenggarakan oleh Universitas Cenderawasih, Papua, Selasa (26/9).

Dikatakan Sudirman, pengelolaan negara yang berkeadilan membutuhkan kesediaan kita semua untuk memikirkan perjalanan menuju kemerdekaan. Oleh sebab itu, Sudirman mengajak semua orang untuk memikirkan 72 tahun yang sudah lewat dan 28 tahun yang akan datang.

Dari Bumi Cenderawasih, kita pikirkan perjalanan 72 tahun yang lewat dan 28 tahun mendatang, ucap Sudirman dalam keterangan resminya kepada Jitunews.com, Selasa (26/9).

Sudirman Said juga menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan memikirkan perjalanan menuju 100 tahun kemerdekaan berarti kemauan dan kesediaan kita semua sebagai sebuah bangsa untuk menelaah dan mengkaji yang telah lewat dan yang akan datang.

Menuju 100 tahun kemerdekaan, kita perlu mengkaji perjalanan bangsa 72 tahun terakhir dan memikirkan dengan dingin apa apa yang harus dikejar dalam 30 tahun ke depan, ungkapnya.

Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa sudah semestinya kita semua pandai menggunakan waktu dan tenaga tentang apa yang prioritas dipikirkan. Bukan sekedar pemilu yang dari waktu ke waktu. Di luar pemilu, aspek-aspek strategis, itulah yang perlu dikaji secara serius.

Waktu dan tenaga kita tidak boleh dihabiskan hanya untuk memikirkan dari pemilu ke pemilu. Harus ada sumber daya dan pemikiran yang diarahkan untuk mengkaji aspek aspek strategis dalam perjalanan bangsa kita, tandas dia.

Selain Sudirman Said, Loka Karya ini juga dihadiri oleh Julius Ary Mollet, SE., MBA Phd, Pembantu Rektor Universitas Cenderawasih dan selaku Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Cliff Marlessy, Direktur LMMA Indonesia. Loka karya ini dihadiri oleh lebih dari 100 orang. Diantaranya sivitas akademika Universitas Cenderawasih, sejumlah universitas di Papua, pejabat pemda, tokoh-tokoh adat dan LSM.

Sumber : jitunews.com

Kuliah Umum : Memuliakan Kembali Politik dan Demokrasi Kita

Ketua Umum Instatut Harkat Negeri (IHN), memberi Kuliah Umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Tema yang diangkat dalam kuliah umum ini adalah Memuliakan Kembali Politik dan Demokrasi kita. Penyelenggaraan kuliah umum diikuti kurang lebih 200 peserta yang terdiri dari Dosen, mahasiswa S1 dan S2 di lingkungan Fisipol Unsoed dan beberapa dari Fakultas lain. Acara berlangsung dinamis dan interaktif terbukti dari berbagai respon peserta yang cukup antusias selama sesi tanya jawab.

Respon Peserta Kuliah Umum saat sesi tanya jawab.

Peserta yang tidak mendapatkan kursi terpaksa mengikuti Kuliah Umum sambil duduk dilantai.

Foto bersama Ketua IHN, Soedirman Said bersama Bapak Dekan dan Jajaran Staf Pengajar Fisipol Universitas Jenderal Soedirman, usai memberikan Kuliah Umum.

Pelatihan Kepemimpinan Perhimpunan BMT se-Indonesia

Sudirman Said, Ketua Institut Harkat Negeri menjadi narasumber dalam kegiatan pelatihan kepemimpinan Perhimpunan BMT se-Idonesia. Acara yang diselenggarakan pada 23 Mei 2017 di Kusuma Sahid Solo ini dihadiri 250 peserta pimpinan BMT se-Solo raya. Pada kesempatan tersebut mantan Menteri ESDM itu memberikan gambaran kondisi Indonesia saat ini dan bagaimana kita bisa mengambil sikap yang tepat. Lebih lanjut pria kelahiran Brebes tahun 1963 menyampaikan kondisi kepemimpinan bangsa saat ini yang tengah mengalami krisis serta kebutuhan pemimpin di berbagai level dan berbagai sektor. Penggiat antikorupsi ini juga menyampaikan pokok-pokok pikiran tentang pemimpin dan kepemimpinan yang dibutuh oleh pimpinan BMT.

Selain Sudirman Said, narasumber pelatihan kepemimpinan Perhimpunan BMT se-Indonesia diisi oleh Said Didu. Pembina IHN yang juga mantan Staf Ahli Menteri ESDM menyampaikan materi tentang memelihara endurance. Ada tiga pilar untuk meningkatkan dan menjaga endurance yang menurutnya penting, yakni berjuang dengan basis value, bertujuan meninggalkan legacy dan berprinsip bahwa posisi apapun adalah pelabuhan terakhir.

Workshop Pembentukan Karakter di PT Telkom

Anggota Pengurus Institut Harkat Negeri Erie Sudewo sebagai narasumber dalam Workshop Pembentukan Karakter di PT Telkom Bandung. Banyak orang tahu betapa pentingnya karakter. Namun saat ditanya apa itu karakter, banyak yg kebingungan. Saat gagap terjemahkan karakter, maka mungkinkah karakter bisa utuh berkembang?

Pengurus IHN Erie Sudewo foto bersama dengan peserta Workshop Pembentukan Karakter di PT Telkom Bandung. Negara lain sudah berbicara Return ON Character, sementara kita masih Return OF Character. Return ON Character tak lain tahap memetik hasil dari investasi karakter, sedangkan Return OF Character justru sedang dalam tahap “kembali pada karakter”. Artinya, kita belum punya karakter atau dalam tahap mencari karakter.