Oleh : Gunawan Adib Achmadi
(Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan)
Mengikuti pandangan Ki Hajar Dewantoro, keberadaan guru itu seorang pemimpin. Di depan memberi teladan (ing ngarso sung tulodho), di tengah-tengah siswa seorang guru memberi inspirasi dan motivasi (ing madyo mangun karso). Di belakang, guru memberi kepercayaan kepada siswa menjalankan tugasnya.
Lebih dari sekedar transfer pengetahuan, keberadaan guru adalah pemimpin bagi siswanya. Sepak terjang guru sebagai pemimpin berlangsung selama siswa belajar di sekolah. Artinya, ada pelajaran kepemimpinan selama setidaknya masing-masing 6 tahun di sekolah dasar dan menengah, lalu disempurnakan di perguruan tinggi.
Nilai kepemimpinan secara intensif akan berlangsung di kelas dan dinamika sekolah. Secara teoritis, dalam rentang selama itu terasa mustahil karakter kepemimpinan tidak terbangun.
Sayangnya, ide Ki Hajar Dewantoro belumlah menjadi nilai nilai yang tumbuh di sekolah, utamanya oleh guru. Secara faktual, keberadaan guru belum mencerminkan nilai kepemimpinan. Justeru sebaliknya, guru menciptakan ketergantungan pada siswa dan menjauhkan siswa dari jiwa kemandirian yang penuh inisiatif. Hal ini terasa sekali dampaknya saat pandemi berlangsung.
Siswa seperti kehilangan gantungan saat diberlakukan belajar daring dan tak mampu berinisiatif belajar mandiri. Jelas ini kontradiktif dengan nilai nilai kepemimpinan.
Refleksi atas kondisi tersebut adalah jika nilai-nilai kepemimpinan berlangsung di sekolah, utamanya melalui guru dan berlanjut dalam kehidupan kelas dan dinamika sekolah. Maka, keluaran sekolah lebih dari sekedar alumni almamater, melainkan kader pemimpin. Dan jika hari ini kehidupan berbangsa dan bernegara mengalami krisis kepemimpinan yang terlihat dari sulitnya mendapatkan kandidat pemimpin yang pantas dibanyak sektor, tidak salah untuk melirik kembali dunia pendidikan kita.
Dinamika pendidikan perlu ditata kembali dengan menghidupkan elan pemikiran Ki Hajar Dewantoro, agar sekolah kita tak cukup melahirkan banyak orang pintar, tapi juga pemimpin.