Generasi Z Bukan Sekadar Pargoy (Partai Goyang)

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin

Oleh: Samosir Surya

Juara Ketiga Lomba Menulis Esai Ringkas “Indonesia Pasca Covid-19 di Mata kamu Muda”

Brown (2020) melakukan pengelompokan bahwa generasi Z lahir setelah tahun 1995-2000-an. Sebelumnya dinamakan generasi Y atau milenial yang lahir pada tahun 1995-2015. Kemudian generasi X yang lahir tahun 1965-1979. Terakhir dinamakan generasi Baby Boomer yang lahir tahun 1944-1964.

Generasi Z sering menjadi bahan pergunjingan dari generasi-generasi pendahulunya. Generasi Baby Boomer, Generasi X, bahkan generasi Y atau generasi milenial cenderung memandang pesimis peran generasi Z untuk membangun peradaban bangsa dan negara. Generasi Z diyakini hanya mampu bergoyang-goyang di platform TikTok. Generasi Baby Boomer meyakini bahwa generasi Boomer-lah yang paling ‘unggul’ dan paling ‘ideal’ untuk membangun peradaban bangsa dan negara. Generasi Z diyakini sebagai penyebab kemunduran peradaban.

Generasi-generasi pendahulunya sering menganggap remeh kemampuan generasi Z. Generasi Z diyakini sebagai makhluk yang pemalas, kurang gigih, dan bermental rapuh. Identik dengan perilaku-perilaku negatif membuat generasi Z sering dipandang sebelah mata. Benarkah generasi Z sepayah itu?

Sering menghabiskan waktu di dunia maya, seperti sibuk mengakses platform media sosial seperti whatsapp, instagram,tiktok, youtube, dan twitter membuat generasi Z terlihat sangat buruk di mata generasi-generasi pendahulunya. Joget-joget atau goyang-goyang di tiktok menjadi tindakan atau perilaku yang gila dalam sudut pandang generasi sebelumnya, khususnya generasi Baby Boomer. Baby Boomer sangat yakin dan percaya bahwa perilaku generasi Z yang bergoyang-goyang di tiktok tersebut sesungguhnya telah menciderai semangat perjuangan pahlawan zaman kemerdekaan. Joget-joget di tiktok, menonton video youtube, dan bermain game dianggap mampu meruntuhkan peradaban bangsa dan negara.

Di dalam artikel ilmiah yang ditulis oleh Galih Sakitri, menurut survei yang dilakukan oleh Haris Poll (2020), ada 63% generasi Z yang melakukan beragam tindakan kreatif setiap harinya. Kreativitas tersebut muncul akibat keaktifan generasi Z di media sosial. Kedekatan generasi Z dengan dunia teknologi membuat pola pikir mereka menjadi lebih terbuka, kreatif, dan inovatif. Selain itu, ketajaman berpikir semakin unggul jika dibandingkan dengan generasi-generasi pendahulunya.

Generasi Z adalah generasi yang unik. mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring akibat pandemi tidak membuat mereka putus asa. Haris Poll (2020), dalam surveinya, mengungkapkan bahwa generasi Z mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Sebanyak 83% generasi Z menyadari, dan mau mengikuti atau patuh menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Berdasarkan artikel ilmiah yang tulis oleh Galih Sakitri, memuat survei yang dilakukan oleh Ernest & Young (2015), mengungkapkan bahwa sebanyak 62% generasi Z cenderung ingin berbisnis, dan berani untuk wirausaha. Mereka lebih memilih bisnis daripada karyawan. Jiwa wirausaha, ambisius, sikap kritis (tidak mudah percaya pada suatu informasi), dan pola pikir yang realistis tersebut tentunya membuat generasi Z dapat berperan untuk membangun peradaban bangsa dan negara. Gempuran informasi bias seperti penggiringan opini, hoaks, dan propaganda justru lebih rentan menyerang generasi Baby Boomer dan generasi X.

Generasi Z memiliki keunikan potensi dalam dirinya. Generasi Z bukan hanya sekadar pargoy (partai goyang) yang selalu menghabiskan waktunya untuk bergoyang-goyang di tiktok. Mereka juga memiliki skill atau kecakapan hidup yang dapat berpengaruh positif pada kemajuan bangsa dan negara. Kedekatan mereka terhadap dunia digital dapat dimaksimalkan untuk menggali setiap potensi yang tertanam dalam diri.

Referensi

Brown, A. 2020. Everything You’ve Wanted to Know About Gen Z But Afraid to Ask. Forbes.https://www.forbes.com/sites/abrambrown/2020/09/23/everything-youve-wanted-to-know-about-gen-z-but-were-afraid-to-ask/?sh=28e8cf793d19

Chillakuri, B & Mahanandia, R. 2018. Generation Z Entering Workforce. Human Research Management International Digest. Vol. 26, No. 4, pp. 34-38.

Sakitri, Galih. 2021. Selamat Datang Gen Z, Sang Penggerak Inovasi. Jakarta: Universitas Prasetia Mulya.

Institut Harkat Negeri
Jl. H Sa’aba No. 7A
Cipete Utara, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia – 12150
Hotline : 0811 911 2016
Email : sekretariat@harkatnegeri.org

Institut Harkat Negeri

Institut Harkat Negeri
All rights reserved | 2024