Harapan Warga: Jakarta Kota Global yang Humanis

White clouds with sun piercing trought it | Tom Fisk

Menebar mimpi narasi Jakarta akan menjadi kota global selepas status ibu kota banyak kali ditebar oleh media masa dan para buzzer (Ind. pendengung). Tanpa dibekali pengetahuan yang cukup tentang kota global, warga Jakarta dan sekitarnya memiliki mimpi dan harapan akan Jakarta.

Dalam paparan hasil survei cepat yang diadakan oleh Pusat Kajian Kepemudaan (PuskaMuda) pada Januari 2022 terhadap 500 warga Jabodetabek tentang ”Menata Jakarta Usai Ditinggal Ibu Kota” menunjukkan bahwa 61.5% responden yakin akan ada perubahan di Jakarta setelah tak lagi menjadi ibu kota negara (IKN).

Selain dua puluh lima persen responden yang berpendapat bahwa Jakarta akan tetap sama saja seperti kebiasaannya pasca pindahan ibu kota, mayoritas responden berpendapat perubahan akan  terjadi pada lalu lintas, layanan transportasi umum yang lebih nyaman, dan kembalinya perhatian pemerintah pada masyarakat dan budaya Betawi karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) tak lagi sibuk mengurusi pemerintah pusat. juga responden percaya bahwa Jakarta akan memiliki sikap sosial dan solidaritas antar warga yang lebih baik, begitu juga baku mutu terhadap lingkungan seperti air dan udara juga akan membaik.

Gambar 1 Hasil survei cepat oleh Pusat Kajian Kepemudaan (PuskaMuda) awal Januari 2022 terhadap 500 warga Jabodetabek. Salah satu survei itu menanyakan peluang perubahan Jakarta jika tidak lagi menjadi ibu kota negara. (Data Kompas.id, 5 Februari 2022)

Tapi alasan mereka yang tidak setuju pun juga punya alasan yang masuk akal (58.8%). Mereka menganggap Jakarta memiliki nilai historis yang kental untuk dijadikan IKN. Menariknya, meski mayoritas responden mengatakan ada perubahan, hampir 60% dari responden mengatakan keberatan mereka atas perpindahan IKN ini dan terdapat hampir 12% responden yang tidak peduli. Pada mereka yang tidak setuju, mereka merasa bahwa pemindahan IKN ke Kalimantan Timur akan mengakibatkan perusakan alam karena Kalimantan adalah paru-paru dunia. Selain itu mereka juga merasa keputusan ini terlalu gegabah dan akan menguras kocek APBN. Sedangkan saat itu penanganan Pandemi masih perlu fokus digarap.

Meraih Peluang, Hadapi Tantangan

Kementerian Dalam Negeri memberikan keleluasaan bagi warga Jakarta untuk menentukan nasibnya sendiri. Jakarta bisa menjadi kota bisnis dan Jakarta bisa juga jadi kota global; atau yang lain? Selama ini Jakarta telah menjadi pusat perekonomian, jalur dan pusat perdagangan, menjadi pintu masuk dunia luar tersebar ke seluruh penjuru Indonesia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2019-2022 mengatakan bahwa Jakarta punya beban ekonomi yang besar dan ini mempengaruhi Indonesia secara keseluruhan. Ia yakin Jakarta akan bisa seperti New York yang menjadi pusat ekonomi dan bisnis dunia. Hal ini diamini oleh Ketua Komisi III DPD RI Sylviana Murni yang merasa optimis Jakarta selama ini bisa mandiri keuangan dan dapat menjadi kota yang berdaya saing global. Jakarta juga bisa menjadi kota pendidikan dan budaya, tambahnya.

Gambar 2 Pekerja melintas di jalur pedestrian jalan protokol Jenderal Sudirman di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). Aktivitas perkantoran mulai kembali aktif setelah libur Tahun Baru 2022. (Data Kompas.id, 5 Februari 2022)

Kepala Dinas Bina Marga mengatakan, saat ini Jakarta terus membangun infrastruktu sehingga Jakarta dapat menjadi smart city. Kendati investasinya tidak mudah dan tidak murah, diharapkan langkah ini dapat mengurangi pengeluaran APBN dan APBD dalam jangka panjang. Spirit yang sama juga ditularkan pada pengembangan infrastruktur digital sehingga Jakarta dapat melayani warga dan para pemangku kepentingan lebih efektif dan efisien.

Sylviana mengingatkan dalam proses transisinya, Pemda mesti membenahi permasalahan Jakarta dan menyelamatkan aset-aset kementerian terkait, termasuk beberapa proyek yang sedang digarap. Mudah-mudahan Pemda tengah mempersiapkan langkah sat-setnya agar dalam periode transisi tidak perlu ada aset mangkrak atau terabaikan.

Jakarta punya pilihan jadi apa pun. Lebih tepatnya, warga Jakarta bebas leluasa untuk menentukan menjadi apa yang mereka mau. Pemprov tentunya wajib mendengarkan dan menjalankan amanat ini. Saat ini pemberitaan masih menyebut Jakarta dalam artikel-artikel yang mengkaitkannya dengan tuduhan korupsi. Bukan ini tentunya citra Jakarta yang warga harapkan ke depannya. Sebagai kota inspirasi, boleh lah kita memberikan inspirasi yang baik-baik—Jakarta di mana warganya peduli, hidup tanpa rasa takut, dan bangga dengan kotanya.

Penulis :  Zikki Zaelani
Editor :  Sophia Louretta | IHN

Sumber:

https://www.kompas.id/baca/metro/2022/02/04/nasib-jakarta-dinilai-lebih-baik-setelah-tidak-jadi-ibu-kota-negara

Institut Harkat Negeri
Jl. H Sa’aba No. 7A
Cipete Utara, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia – 12150
Hotline : 0811 911 2016
Email : sekretariat@harkatnegeri.org

Institut Harkat Negeri

Institut Harkat Negeri
All rights reserved | 2024