[8/03] Institut Harkat Negeri bekerjasama dengan Pasuruan Youth Forum dan Aufklara Institute mengadakan webinar peringatan hari perempuan internasional. Webinar yang mengusung tema ‘Perempuan Pemimpin, Mengurangi Kesenjangan Menuju Kesetaraan’ menjadi objek kajian karena peran dan posisinya yang dianggap dilematis. Seiring perkembangannya, perempuan juga berjuang untuk mendapatkan kesetaraan. Perempuan saat ini, sudah banyak mengalami akselerasi. Angka melek huruf perempuan di Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas pada tahun 2011 hanya 89,51%. Tetapi pada tahun 2021 persentase tersebut meningkat menjadi 94,65% (data BPS 2022).
Pada tahun 2010, Indeks Pembangunan Gender (IDG) Indonesia mencapai 68,15%. Dan mengalami peningkatan cukup signifikan pada tahun 2019 dengan angka 75,24% (Kemenpppa, 2020). IDG digunakan untuk mengukur partisipasi aktif perempuan di bidang ekonomi, politik, dan manajerial. Ada tiga indikator yang digunakan untuk melihat persentase sumbangan perempuan, yaitu pendapatan kerja, keterlibatan di parlemen, dan keterlibatan manajerial seperti tenaga profesional, administrasi, dan teknisi.
Kegiatan webinar diikuti oleh sekitar 70 peserta dari berbagai kalangan, baik pekerja maupun mahasiswa. Para peserta berlokasi dari Sabang sampai Merauke. Dihadirkan enam narasumber dengan latar belakang dan instansi yang berbeda-beda. Enam narasumber dari enam instansi turut hadir menyampaikan aspirasi tentang perempuan:
- Direktur Pasuruan Youth Forum, Alfin Nurul Firdaus menyampaikan bahwa perempuan berhak mendapat akses dan kesempatan untuk bekerja di manapun dan dalam posisi apapun. Karena hal tersebut dapat mematahkan diskriminasi saat perempuan bekerja ke lingkup pekerjaan yang didominasi oleh laki-laki.
- Direktur Sikola Mombine, Nur Safitri Lasibuan dalam presentasinya menyampaikan bahwa advokasi kepemimpinan di level komunitas perempuan mengambil peran kepemimpinan policy brief di mana mereka menyuarakan hak mereka yang dapat dijadikan rekomendasi oleh Pemerintah di Sulawesi Tengah.
- Dewi Rahmawati, Program Manager Institut Harkat Negeri (IHN) menyampaikan pergerakan perempuan dari masa ke mas, dan saat ini yang dapat dilakukan perempuan adalah membangun kesadaran individu, yaitu sadar akan kekuatan diri, dan membangun kesadaran kolektif, dimana pemerintah, UU, masyarakat memberikan ruang kepada perempuan untuk berpendidikan, praktik kepemimpinan, serta dalam pengambilan kebijakan.
Sofiyah Angrang Kusuma, Direktur Aufklara Institute memaparkan korelasi pendidikan perempuan dengan kepemimpinan. Terdapat banyak pengaruh ketika pemimpin perempuan memiliki pendidikan yang lebih tinggi yaitu