MODERATOR TAKE THE LEAD webtalk

TAKE THE LEAD adalah webtalk bulanan dari Institut Harkat Negeri yang mengupas nilai dan karakter kepemimpinan dalam praktik. Setiap bulan, selama 40-60 menit, IHN mengundang para pemimpin untuk membahas berbagai topik kepemimpinan yang relevan dengan tema khusus tertentu di setiap bulannya.

IHN mengajakmu untuk menjadi bagian dari TAKE THE LEAD webtalk sebagai MODERATOR.

LATAR BELAKANG

Selama periode 2001-2021, 50% penduduk Indonesia hanya memiliki kurang dari 5% dari total kekayaan rumah tangga nasional, sementara 10% penduduk teratas menguasai sekitar 60% kekayaan nasional. Kekayaan rumah tangga nasional mencakup seluruh aset finansial dan nonfinansial, termasuk saham, surat berharga, dan properti. Pada tahun 2021, rasio kesenjangan pendapatan di Indonesia mencapai 1 banding 19, artinya kelas ekonomi teratas memiliki rata-rata pendapatan 19 kali lipat lebih tinggi dibandingkan kelas terbawah. Rasio ini lebih besar dibandingkan Amerika Serikat yang sebesar 1 banding 17, serta negara-negara seperti Rusia, Tiongkok, Korea Selatan, dan Nigeria yang memiliki rasio 1 banding 14.

Bung Hatta pernah mencetuskan konsep ekonomi kerakyatan, di mana salah satu elemen utamanya adalah koperasi. Hatta sangat mendorong pembentukan dan pengembangan koperasi sebagai bentuk usaha bersama yang berlandaskan asas kekeluargaan. Koperasi dianggap sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi secara kolektif. Konsep ekonomi kerakyatan ini berupaya menciptakan sistem ekonomi yang inklusif, adil, dan berkelanjutan, dengan menempatkan rakyat sebagai subjek utama dalam pembangunan ekonomi. Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) menunjukkan fakta yang bertolak belakang dengan cita-cita Bung Hatta. Pulau Jawa memiliki jumlah koperasi terbanyak di Indonesia. Jawa Barat memimpin dengan 16.151 koperasi, diikuti oleh Jawa Timur dengan 14.777 koperasi, dan Jawa Tengah dengan 12.829 koperasi. Di luar Jawa, Riau dan Bali masing-masing memiliki 8.362 dan 8.018 koperasi. Banyak koperasi di Jawa dan Sumatera hanya sebatas nama atau bahkan abal-abal, dengan tujuan mengejar dana hibah atau beroperasi sebagai rentenir yang menyamar sebagai koperasi.

Dengan banyaknya masalah dan sedikitnya pemasukan negara dari koperasi, apakah koperasi merupakan konsep yang relevan untuk mendorong perekonomian? Potensi koperasi sebenarnya sangat besar dan dapat ditunjukkan dengan contoh sukses dari luar negeri, seperti Fonterra Co-operative Group Limited asal Selandia Baru yang mensuplai susu ke merek-merek ternama seperti Fernleaf, Anchor, Anmum, dan Anlene.

Fonterra adalah koperasi susu multinasional yang dimiliki oleh 10.600 peternak Selandia Baru. Dengan penguasaan 30% pasar ekspor produk susu global, Fonterra telah membuktikan kemampuan koperasi dalam bersaing di tingkat internasional. Pendapatan Fonterra yang mencapai IDR 198,7 triliun menjadikannya perusahaan terbesar di Selandia Baru.

Contoh dari sektor energi adalah Koperasi energi terbarukan di Siegburg, Jerman, Bürgerenergie Rhein-Sieg, yang membangun taman surya di bekas tempat pembuangan sampah. Sejak 2011, lebih dari 350 orang telah bergabung untuk mendukung listrik ramah lingkungan. Jerman memiliki hampir 900 komunitas energi warga, dan sekitar 9.000 di seluruh Uni Eropa. Siapapun bisa bergabung dengan membeli saham koperasi seharga €250, dan anggota mendapatkan bunga serta dividen dari listrik yang disalurkan ke jaringan publik.

Dua contoh di atas menunjukkan bahwa koperasi dapat mencapai skala dan kesuksesan yang signifikan jika dikelola dengan baik serta didukung oleh struktur yang solid. Model koperasi ini menggarisbawahi bahwa dengan manajemen yang efektif dan dukungan yang tepat, koperasi dapat menjadi kekuatan ekonomi yang kuat dan berpengaruh di tingkat global. Bagaimana cara inovatif untuk menerapkan konsep koperasi yang lebih efektif? Mari diskusikan.

Isi formulir di bawah ini agar kami juga bisa mendapatkan masukan darimu terkait dengan topik pembahasan kunci yang kami kembangkan.

Institut Harkat Negeri
Jl. H Sa’aba No. 7A
Cipete Utara, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia – 12150
Hotline : 0811 911 2016
Email : sekretariat@harkatnegeri.org

Institut Harkat Negeri

Institut Harkat Negeri
All rights reserved | 2024