NPI Membaik, Neraca Barang Melejit

“Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III 2021 mencatat surplus sehingga menopang ketahanan eksternal” Kata Bank Indonesia yang rilis pada Jumat, 19 November 2021.

Bi mencatat pada triwulan III ini NPI surplus US10,7 miliar. Surplus ini jauh lebih besar dibandingkan triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Bahkan bisa dikatakan surplus paling tinggi  dibanding triwulan yang lain di tahun 2021.

Perlu diketahui, NPI merupakan catatan tentang arus atau aliran (flow) devisa akibat transaksi internasional dari sudut pandang Indonesia sebagai suatu negara. Catatan ini dilakukan selama setahun (1 Januari sampai dengan 31 Desember) atau selama satu triwulan tertentu. Atau singkatnya NPI merupakan catatan atas transaksi ekonomi yang terjadi antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu periode tertentu.

Pada prinsipnya, semua transaksi antara penduduk dengan bukan penduduk dicatat dalam NPI. Demikian pula halnya, seluruh unit institusional penduduk yang bertransaksi dengan bukan penduduk tercakup dalam NPI. lebih singkatnya bisa diibaratkan sebagai catatan perubahan isi dompet negara visa ini Indonesia. Isi dompetnya berupa posisi cadangan devisa. NPI itu sendiri merupakan gabungan dari tiga neraca, yaitu transaksi berjalan (current account), transaksi modal (capital account) dan transaksi finansial (financial account).

NPI yang surplus akan menambah cadangan devisa, dan yang defisit akan menguranginya. Cadangan devisa merupakan uang asing dan emas yang dikuasai oleh otoritas moneter Indonesia, yang dinyatakan dalam nilai dolar Amerika.

Empat tahun terakhir ini, kondisi NPI tercatat lebih sering mengalami surplus dibandingkan deficit. Surplus paling besar pernah terjadi pada tahun 2010 sebesar US30,3 miliar dan surplus US15,2 miliar di tahun 2014. Apabila di triwulan IV 2021 NPI masih tercatat surplus meningkat maka bisa menjadi salah satu kategori surplus NPI yang besar. 

Surplusnya NPI di triwulan III 2021 ternyata didorong oleh neraca transaksi berjalan yang mengalami perbaikan. Transaksi berjalan dua triwulan terakhir tercatat defisit, triwulan III tercatat surplus US4,5 miliar. Hal ini bisa menandakan bahwa Ekspor Indonesia membaik.

Bank Indonesia mencatat bahwa perbaikan transaksi berjalan  akibat dari kontribusi surplusnya neraca barang yang makin meningkat. Kontribusi kenaikan ini didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas akibat kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional.

Sumber data: Bank Indonesia

Selama satu dekade ini, NPI tercata sangat berfluktuatif. Selama 1981-2019 selama 26 kali pernah mengalami surplus dan 11 kali mengalami defisit. Sempat mencatatkan surplus hingga USD30,34 miliar pada tahun 2010. Akan tetapi mengalami defisit yang cukup besar pada tahun 2013 dan 2018, masing-masing USD7,33 miliar dan USD7,13 miliar. Bank Indonesia mencatat sampai dengan akhir tahun 2020 mengalami perbaikan, dimana posisinya masih surplus tipis USD3,4 miliar dan kemudian di TW III 2021 posisinya kembali membaik.

Bank Indonesia menyatakan bahwa kondisi NPI triwulan III ini terjaga dan mampu menopang stabilitas sektor eksternal perekonomian Indonesia. Meskipun demian masih perlu diperhatikan beberapa faktor yang akan mempengaruhi prospek ekspor Indonesia, salah satunya adalah gangguann rantai pasokan dan keterbatasan energi.

Ditulis oleh: Rachmawati

Institut Harkat Negeri
Jl. H Sa’aba No. 7A
Cipete Utara, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia – 12150
Hotline : 0811 911 2016
Email : sekretariat@harkatnegeri.org

Institut Harkat Negeri

Institut Harkat Negeri
All rights reserved | 2024