Sudirman Said, Mantan Menteri ESDM, menegaskan pentingnya pengelolaan negara yang berkeadilan. Sebab menurutnya, negara yang berkeadilan mampu memungkinkan terciptanya persatuan bangsa ini yang kuat. Ungkapan itu merupakan bagian dari pidato penting Sudirman Said yang didaulat sebagai pembicara Kunci dalam acara Loka Karya Nasional bertema “Mewujudkan Kedaulatan Masyarakat Adat Papua dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Darat dan Pesisir Laut secara Berkelanjutan” yang diselenggarakan oleh Universitas Cenderawasih, Papua, Selasa (26/9).
Dikatakan Sudirman, pengelolaan negara yang berkeadilan membutuhkan kesediaan kita semua untuk memikirkan perjalanan menuju kemerdekaan. Oleh sebab itu, Sudirman mengajak semua orang untuk memikirkan 72 tahun yang sudah lewat dan 28 tahun yang akan datang.
Dari Bumi Cenderawasih, kita pikirkan perjalanan 72 tahun yang lewat dan 28 tahun mendatang, ucap Sudirman dalam keterangan resminya kepada Jitunews.com, Selasa (26/9).
Sudirman Said juga menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan memikirkan perjalanan menuju 100 tahun kemerdekaan berarti kemauan dan kesediaan kita semua sebagai sebuah bangsa untuk menelaah dan mengkaji yang telah lewat dan yang akan datang.
Menuju 100 tahun kemerdekaan, kita perlu mengkaji perjalanan bangsa 72 tahun terakhir dan memikirkan dengan dingin apa apa yang harus dikejar dalam 30 tahun ke depan, ungkapnya.
Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa sudah semestinya kita semua pandai menggunakan waktu dan tenaga tentang apa yang prioritas dipikirkan. Bukan sekedar pemilu yang dari waktu ke waktu. Di luar pemilu, aspek-aspek strategis, itulah yang perlu dikaji secara serius.
Waktu dan tenaga kita tidak boleh dihabiskan hanya untuk memikirkan dari pemilu ke pemilu. Harus ada sumber daya dan pemikiran yang diarahkan untuk mengkaji aspek aspek strategis dalam perjalanan bangsa kita, tandas dia.
Selain Sudirman Said, Loka Karya ini juga dihadiri oleh Julius Ary Mollet, SE., MBA Phd, Pembantu Rektor Universitas Cenderawasih dan selaku Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Cliff Marlessy, Direktur LMMA Indonesia. Loka karya ini dihadiri oleh lebih dari 100 orang. Diantaranya sivitas akademika Universitas Cenderawasih, sejumlah universitas di Papua, pejabat pemda, tokoh-tokoh adat dan LSM.
Sumber : jitunews.com